Dalam perjalanan hidup yang sibuk, penuh distraksi, dan pencarian tanpa ujung, sering kali kita lupa bahwa inti dari kebahagiaan itu sederhana: mengingat Allah.
Aku terdiam pagi ini, ditemani segelas teh hangat dan lantunan nasyid yang begitu menyentuh hati. Salah satu baitnya berbunyi:
"Keindahan dari kehidupan adalah mengingat Allah, maka hidup menjadi bersih dengan cahaya petunjuk-Nya."
Kalimat itu menghentakku. Bukankah kita sering terlalu sibuk mengejar dunia, padahal ketenangan yang kita cari justru hadir saat kita kembali pada-Nya?
Bayangkan sebuah jiwa yang yakin dalam taat kepada-Nya—yang tak mudah goyah hanya karena godaan harta, kesenangan sesaat, atau status sosial. Jiwa yang tetap melangkah saat azan berkumandang, menjawab panggilan Ilahi dengan penuh cinta. Itulah puncak kebahagiaan sejati.
Ada yang berbeda dengan hati yang selalu rindu kepada Tuhannya. Ia tidak pernah benar-benar kosong. Dalam diamnya, ia berbisik,
"Tuhanku, Yang Maha Pengampun…"
Dan ketika air mata jatuh di atas lembaran Al-Qur’an, bukan hanya karena sedih—tapi karena jiwa itu tahu: di situlah tempat semua dosa dibersihkan, semua beban diluruhkan.
Hidup yang indah bukanlah hidup tanpa masalah, tapi hidup yang selalu tahu ke mana harus kembali. Dan bagi hati yang sehat, jawabannya hanya satu: Allah.
"Kebahagiaan tertinggi bukan terletak pada apa yang kita miliki, tapi pada seberapa dekat kita dengan Sang Pencipta."
0 Comments