Personal Legend Guru


Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, “Kenapa saya memilih jadi guru?”
Saya pun sering mengajukan pertanyaan itu. Kadang muncul saat lelah, kadang ketika menghadapi murid dengan berbagai karakter, atau bahkan saat merenung di tengah malam. Dan jawaban yang muncul selalu kembali ke satu hal yaitu hati saya. Di sanalah personal legend saya berada.

Menemukan Panggilan Hati
Menjadi guru bagi saya bukan sekadar profesi atau pekerjaan rutin yang dijalani dari Senin sampai Sabtu. Lebih dari itu, ia adalah sebuah jalan hidup. Saya belajar untuk jujur pada diri sendiri mengenali apa kekuatan saya, apa kelemahan saya, dan bagaimana keduanya bisa bertemu untuk mendidik.

Awalnya, saya mengira mengajar hanya tentang menyampaikan materi. Namun perjalanan demi perjalanan membuat saya sadar: mengajar adalah tentang hati. Ketika saya benar-benar mengikuti suara hati, saya merasa lebih hidup, lebih bermakna, dan lebih dekat dengan murid-murid saya.

Visi dan Mimpi Seorang Pendidik
Saya percaya, setiap guru punya mimpi besar. Mimpi tentang murid yang meraih mimpi, lebih percaya diri, lebih peduli pada sekitarnya. Mimpi tentang pendidikan yang membuat mereka siap menghadapi masa depan. Visi itu adalah kompas bagi saya. Tanpa mimpi dan visi, mengajar terasa seperti berjalan tanpa arah. Tapi dengan mimpi yang jelas, setiap langkah kecil terasa punya arti.

Tantangan Adalah Teman
Tentu saja, jalan menjadi guru tidak selalu mulus. Ada murid yang sulit diatur, ada kelas yang terasa berat, ada administrasi yang menumpuk, bahkan ada hari-hari di mana energi seakan habis. Tapi saya memilih melihat semua itu sebagai bagian dari proses, bukan sekadar rintangan.

Saya percaya bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk berkembang. Saat menghadapi murid yang sulit, saya belajar sabar dan kreatif. Saat beban kerja terasa berat, saya belajar manajemen waktu dan prioritas. Semua itu ternyata bukan sekadar ujian, melainkan latihan untuk menjadikan saya guru yang lebih baik.
Kebahagiaan yang Sederhana

Lalu, apa sebenarnya yang membuat seorang guru bahagia?
Bagi saya, kebahagiaan itu sederhana. Melihat murid mengerti setelah sebelumnya bingung. Mendengar mereka berkata “terima kasih” dengan tulus. Menyadari bahwa saya bisa jadi bagian kecil dari perjalanan besar mereka.

Dan kebahagiaan itu tidak perlu dicari jauh-jauh. Ia lahir dari ketulusan, dari hati yang ikhlas untuk berbagi. Semakin saya mengajar dengan hati, semakin saya merasa bahwa mengajar adalah jalan hidup yang benar-benar bermakna.

Menemukan Personal Legend
Hari demi hari, saya belajar bahwa personal legend seorang guru tidak pernah berhenti ditemukan. Ia terus berkembang seiring pengalaman, terus bertumbuh bersama murid-murid, dan terus diuji dengan berbagai tantangan.

Bagi saya, semangat untuk menemukan dan menjalani personal legend inilah yang membuat profesi guru berbeda dari profesi lain. Ia bukan sekadar soal gaji, bukan semata soal pekerjaan, tapi tentang panggilan hidup yang memberi dampak.

Saya percaya, setiap guru memiliki personal legend masing-masing. Dan tugas kita adalah menemukannya, menjaganya, serta terus melangkah dengan semangat untuk mendidik dengan hati. 🌷

Post a Comment

0 Comments