Beberapa hari terakhir, kepala terasa berisik. Bukan oleh suara-suara nyata, tapi oleh pikiran yang sulit dijelaskan. Seperti ada sesuatu yang berbisik terus-menerus—menyuruh untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu diisi dalam kepala. Apakah ini karena kurang bisa menata prioritas? Atau mungkin, diam-diam, rasa malas sedang menyelinap masuk?
Isi kepala ini seperti penuh, tapi bukan oleh pekerjaan. Lebih kepada hal-hal yang seharusnya tak berlama-lama tinggal. Sadar itu tak penting, tapi tetap saja dinikmati. Bukan karena tak mampu melepas, bukan juga karena takut. Tapi karena ada batas dan komitmen yang sudah dijaga sejak lama. Bukan tentang beban kerja yang menumpuk, tapi sisa-sisa kebodohan dari masa lalu yang belum selesai dibereskan.
Kadang bertanya pada diri sendiri, "Gimana ya nyelesain ini?" Tapi lucunya, diri ini tak sungguh-sungguh ingin menyelesaikannya. Aneh, ya? Seperti perkara yang terus diulang tapi tak pernah tuntas. Rasanya sia-sia, tapi tetap dipeluk.
Sebenarnya ingin bercerita banyak. Tapi mencari tempat yang tepat itu tak mudah. Mungkin menulis bisa membantu. Katanya, menulis adalah obat bagi para pemikir—bisa mengurai benang kusut di kepala, menyusunnya jadi lebih rapi. Coba saja kalau tak percaya.
Dan akhirnya... sampai juga di tulisan ini. Baru terasa pikiran lebih jernih, sedikit lebih lega. Paragraf-paragraf awal tadi memang masih berbalut emosi. Kalau dibaca ulang, rasanya campur aduk dan agak absurd. Hehe... dimaklumi ya, sedang belajar menata isi kepala lewat tulisan.
Ngomong-ngomong, ternyata menulis di blog itu nyaman juga, ya. Lama nggak nulis, lama nggak cerita, apalagi nulis puisi atau sekadar curahan hati. Blog lama—lenteraqalbuku.blogspot.com—sudah lama hilang, lupa password. Padahal, itu rumah curhat zaman kuliah, penuh tulisan galau yang sekarang mungkin bikin senyum sendiri kalau dibaca ulang.
Blog smartgeo.id juga ada, tapi lebih formal. Isinya seputar geografi, pendidikan, dan profesi. Rasanya terlalu kaku kalau ingin cerita yang lebih personal.
Awalnya blog ini niatnya untuk personal branding. Tapi ya sudahlah, rencana bisa berubah. Ke depan, blog ini akan jadi tempat cerita tentang perjalanan dan pengalaman hidup. Butuh ruang untuk bercerita. Tempat yang tak menghakimi, tempat yang bisa jadi cermin untuk diri sendiri.
Bismillah, semoga bisa konsisten menulis lagi.
Kalau kamu "Gimana caranya mulai nulis lagi?" Cerita donk, mungkin bisa jadi isnpirasi buat saya.
0 Comments